OK guys, sebelumnya saya disini akan menyampaikan semua
materi dengan bahasa yang friendly, agak kurang formal tapi tetap
mencoba sesopan mungkin, dengan tujuan agar kita belajar bahasa Inggris ini
tidak kaku dan boring, sehingga kamu dapat menangkap setiap informasi
yang hendak saya jabarkan dengan mudah.
Kemampuan
otak kita itu unik, memiliki kemampuan yang hebat tapi butuh trik-trik
tertentu. Coba kita lihat teman di sekeliling kita, anak-anak yang pinter
matematikanya, fisikanya, kimianya atau ilmu eksak lainnya, mereka bisa
mengerjakan soal-soal rumit dengan mudah. Apa kuncinya? Karena Tuhan menyayangi
mereka sehingga memberikan ilmu Maha Luasnya kepada mereka? Tentu bukan itu
jawabannya, Tuhan menyayangi semua makhlukNya.
Jawabannya
adalah mereka bisa menikmati ilmu-ilmu tersebut ketika berada di dalam kelas.
Mereka menganggap apa yang mereka lakukan itu adalah sesuatu hal yang cocok
dengan kualitas dirinya. Nah, jika kamu bukan orang yang pinter dalam ilmu-ilmu
hitung seperti itu, tentu saja kamu memiliki kemampuan-kemampuan di bidang
lain, pasti ada.
Contoh,
kamu adalah orang yang ahli berdagang, atau bisa juga ahli bermain games,
games online mungkin yang saat ini sangat digemari termasuk saya
sendiri, atau paling tidak kamu adalah orang yang memiliki jiwa sosial yang
tinggi.
Apapun
kelebihan kamu, hal utama yang membuat kamu bisa melakukan itu adalah bahwa
kamu percaya kamu cocok dengan hal tersebut dan kamu menikmati akan hal yang
kamu lakukan. Jadi, sebenarnya kamu juga bisa menjadi master matematika, master
fisika, master kimia dan master-master lainnya yang kelihatan keren, dengan
kunci utama kamu harus mencintai pelajaran atau hal yang akan kamu lakukan,
kemudian nikmati proses pelajaran itu seperti tidak memiliki beban apapun.
Hal
inilah yang mendorong otak akan bekerja maksimal tanpa adanya kendala, karena
kamu tidak menuntut apa-apa terhadap otakmu, kamu menikmati pelajarannya,
begitu pun otakmu, dia juga menikmatinya. Ini yang akan saya terapkan, walau
hanya dalam buku, setidaknya saya mencoba pembelajaran ini lebih fresh
dibandingkan dengan sumber-sumber yang lain, sehingga ketika kamu sudah
menikmati bacaan yang saya suguhkan, otak kamu juga akan bekerja dengan rileks,
nyantai tapi maksimal, tanpa adanya beban.
Nah
itulah perbedaan antara kita yang anti eksak dengan mereka yang ahli eksak.
Otaknya sama, pelajaran yang disampaikan guru juga sama, tapi motivasi otaknya
berbeda. Yang satu (kita) terus mendesak dan mendoktrin otak bahwa kita tidak
menyukai pelajarannya (atau bisa juga gurunya), sehingga otak akan memberikan
kelemahan atas doktrin yang kita berikan sehingga belajar tidak maksimal,
sedangkan mereka (yang ahli eksak) menikmati semua hal dalam proses
pembelajaran, meskipun guru yang mengajarnya galak, atau selalu memberikan
tugas, mereka tetap enjoy dan senantiasa mengerjakan tugas guru,
sehingga otak mereka menangkap setiap materi dengan detail dan rinci.
Nah,
dalam kaitan pelajaran kita kali ini, kamu tidak memiliki kemustahilan untuk
bisa menguasai bahasa Inggris. Lihat temanmu yang jago bahasa Inggris, mereka
memiliki otak yang sama dengan kita, gurunya pun sama, materi pelajarannya pun
sama, tapi kenapa mereka bisa, sedangkan kita tidak bisa? Apa yang
membedakannya ya Rabb?
Mungkin
itu pertanyaan mendasar yang sering kamu lantunkan dalam doamu selepas
sholat. Tentu saja bukan kamu
ditakdirkan untuk menjadi orang bodoh, Tuhan tidak akan melakukan hal tersebut
terhadap umatNya.
Ingat
sebuah wejangan dari guru agama kita saat sekolah? Bahwa Tuhan tidak akan
merubah nasib sebuah kaum sebelum kaum itu merubahnya dengan pandangannya
sendiri. Melihat wejangan itu, sebenarnya Tuhan memberikan keleluasaan
bagi kita untuk menentukan pilihan yang
kita ambil, sehingga Tuhan tidak berhak disalahkan atas kekurangan kita akan
ilmu.
Bagaimana
cara merubahnya? Dalam pembahasan ini, sudah saya katakan bahwa kuncinya hanya
dua, sukai pelajarannya dan nikmati prosesnya. Itu yang akan merangsang kinerja
otak.
OK
saudara-saudari yang saya cintai, subjek kita saat ini adalah memahami bahasa.
Apa sih bahasa? Sebelum kamu membuka halaman-halaman setelahnya, kamu harus
tahu fondasi pelajaran yang akan kamu pelajari.
Nah
inilah fondasi dalam belajar bahasa, baik belajar bahasa daerah, maupun bahasa
asing. Di zaman saya, pelajaran bahasa Inggris dimulai di kelas empat SD.
Setiap tahun pelajaran ini pasti ada, bahkan sampai kuliah. Coba hitung, antara
kelas empat SD sampai semester satu kuliah, berapa waktu yang bisa kita tempuh?
Secara
hitungan normal, kita akan menempuhnya dalam jangka waktu 9 tahun 1 semester.
Atau mari kita bulatkan menjadi 10 tahun biar kita mudah mengingatnya. Bayangkan,
selama 10 tahun belajar bahasa Inggris, saya tidak bisa membuat satu cerpen-pun
dalam bahasa Inggris. Gila kan?
Coba
bandingkan dengan para TKI yang bekerja di Australia, Singapura atau
negara-negara lain yang berbahasa Inggris, hanya dalam kurun waktu satu tahun
saja, mereka sudah bisa menangkap informasi yang diberikan oleh majikannya. Dua
tahun berikutnya mereka sudah bisa berkomunikasi dengan tetangga-tetangga
sekitarnya.
Apa
yang salah ya Rabb? Apakah otak seorang pelajar jauh lebih buruk dari
seorang TKI? Apakah dosa kami lebih benyak? Tentu saja bukan itu jawabannya.
Jawabannya adalah, mereka membiasakan bahasa yang mereka dengarkan dengan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, meskipun hanya satu kalimat
setiap hari.
Mereka
tidak memiliki pilihan lain kecuali mempelajari dan mempraktekkannya. Ini yang
membedakan kita dengan mereka. Kita hanya di doktrin dengan teori, sedangkan
mereka di doktrin dengan praktek dan pengalaman.
Ayah
saya sering mengatakan bahwa “Seseorang yang memiliki pengalaman dapat
mengalahkan si kutu buku.” Ini jadi awal baik untukmu untuk merubah kebiasaan
burukmu dalam belajar bahasa, bahasa adalah sesuatu yang harus dipraktekkan,
bukan untuk dipelajari secara teori dan hanya untuk mendapatkan nilai besar di
rapot.
Buat
doktrin baru ini sebelum kamu mempelajari bahasa Inggris dengan lebih dalam.
Karena jika ada dua orang bekerja dengan pekerjaan yang sama, tapi memiliki
prinsip dan tujuan yang berbeda, pasti hasilnya juga akan berbeda.
Dari
survey saya selama ini, hal lain yang membuat kita patah semangat dalam
belajar bahasa Inggris adalah kenangan di masa lalu. Kita sudah belajar 10
tahun misalnya (seperti saya), tapi hanya untuk membuat sebuah cerpen saja kita
tidak mampu, yang akhirnya kita menganggap bahasa Inggris itu sulit dan hanya
bisa di kuasai oleh mereka yang selalu ranking 1 atau memiliki IPK 4.0.
Hal
ini merupakan sebuah kesalahan fatal dan akan menghambat kemajuan kita dalam
belajar bahasa Inggris. Katakan kepada diri kita bahwa setiap orang memiliki
potensi yang sama, tergantung kemauan diri kita untuk mengarahkannya. Tentu
saja, pengalaman buruk atau kenangan buruk tersebut memiliki alasan yang cukup
kuat, dan saya memahami keluhan-keluhan seperti itu. Saya akan tanya terlebih
dahulu, apa yang kamu pikirkan jika ada seseorang mengatakan kata “Bahasa
Inggris”?
Saya
yakin bagi kamu yang membenci dan tidak mau belajar bahasa Inggris akan
memiliki jawaban yang sama dengan saya. Ketika saya mendengar kata “bahasa
Inggris”, saya akan mengingat pelajaran-pelajaran grammar yang sangat
sulit dan membosankan. Ini adalah pengalaman terburuk, dimana kemampuan bahasa
dinilai dari seberapa besar dia menjawab pertanyaan dalam ujian.
Akhirnya,
saya hanya menghapalkan rumus grammar seperti saya mempelajari rumus dalam
matematika. Padahal, mempelajari bahasa dengan ilmu eksak tentulah berbeda.
Tapi kondisi di Indonesia, mempelajari bahasa dianggap sama dengan mempelajari
ilmu eksak.
Hal
inilah yang salah. Budaya pendidikan kita lah yang salah, sistem kita lah yang
salah. Tapi OK tidak apa-apa, tidak baik juga kita berlarut-larut menyalahkan
orang lain, menyalahkan pemerintah, menyalahkan menteri pendidikan, menyalahkan
kurikulum, menyalahkan guru dan lain sebagainya, itu tidak akan membantu
sedikitpun dalam meningkatkan kemampuan bahasa Inggris kita.
Jadi,
solusi sederhanya begini, mulai dari sekarang, tinggalkan dulu grammar,
kita yakinkan diri kita bahwa seolah-olah kita belum pernah belajar bahasa
Inggris. Anggaplah pelajaran bahasa Inggris dari kelas 4 SD sampai kuliah itu
hanyalah formalitas belaka. Hilangkan semua memori dalam sesaat, anggaplah kita
kembali menjadi anak kelas 4 SD, kamu menjadi muridnya dan saya gurunya.
Bagaimana? Harus agree
(egrii), bagaimanapun alasannya, kamu harus
setuju bahwa pelajaran-pelajaran yang dulu pernah diberikan seakan tidak pernah
terjadi, kamu merasa sebagai orang yang baru pertama kali belajar bahasa
Inggris. Itu yang saya inginkan.
Kenapa
saya harus susah payah menerangkan ini? Kenapa juga harus mencoba memulainya
dari awal? Begini saudaraku, sederhananya begini, jika kamu mempelajari
pelajaran yang pernah kamu pelajari sebelumnya dan kamu tidak bisa memahami
pelajaran itu, ketika kamu dihadapkan pada materi yang sama, kamu akan
menganggap bahwa kamu sudah bisa.
Contoh
sederhana, sudah sekian ribu kali kamu mendengar istilah present tense,
kamu tahu definisinya, kamu tahu contohnya seperti apa, atau mungkin kamu bisa
membuatkan contoh-contoh sederhana, tapi kamu tidak bisa menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Kondisi
ini akan membuat saya menganggap kamu tidak bisa menguasai present tense,
jangan membantah, ketika kamu belum bisa mengaplikasikan present tense
dalam kehidupan sehari-hari, saya cap kamu tidak bisa menggunakan present tense
seluruhnya. Kemudian kamu membaca buku ini dan membaca judulnya “present
tense”. Saya yakin kamu hanya akan melihat rumusnya, tidak akan membaca
tulisan saya, tidak akan membaca definisinya dan lain sebagainya karena kamu
menganggap diri kamu lebih tahu dan kamu menganggap diri kamu sudah bisa.
Kamu
tidak tahu present tense yang saya sampaikan berbeda dengan guru-gurumu
di sekolah. Akhirnya, kamu tidak membacanya dan meninggalkannya ke materi yang
lain. Ketika ulangan, tetap saja kamu tidak bisa mengerjakannya.
Penyampaian
itu penting saudara, kamu pasti pernah tersesat di tengah jalan. Kamu pastinya
bertanya dong kepada orang yang ada di pinggir jalan. Jika kamu sering tersesat
dan sering bertanya, kamu akan merasakan apa
yang saya rasakan. Bahwa tujuannya sama, kadangkala belok kiri belok
kanannya sama, tapi ketika ada dua orang yang menyampaikan dengan penyampaian
yang berbeda, kadangkala kita memiliki kecenderungan kepada mereka yang
menyampaikannya dengan jelas.
Nah
jika kamu menganggap bahwa saat ini, ketika kamu membaca buku ini, kamu
seolah-olah belum pernah mempelajari bahasa Inggris, semua kata dalam bahasa
Inggris serasa hilang semua, hal itu dapat membuat saya bisa mengarahkan
kamu dengan sangat jelas
dan mudah.
Jadi
kamu akan belajar dalam buku ini dari awal hingga akhir, hingga tuntas. Dan
coba tebak, apa perubahan yang akan kamu peroleh ketika kamu membaca halaman
terakhir buku ini. Saya jamin akan adanya perubahan, yang penting kamu memiliki
kemauan dan
kerja keras, dan kamu siap membuka mata bahwa bahasa Inggris itu mudah, seperti
halnya kita mempelajari bahasa nasional.
Jika
bahasa ibu kamu adalah bahasa daerah, ketika kamu belajar bahasa Indonesia, hal
yang membuat kamu bisa berbicara bahasa Indonesia dengan baik tidak semuanya
dari materi sekolah, bahkan bisa jadi sekolah hanya memberikan kontribusi
sebesar 20% saja dalam pemahaman kamu akan bahasa Indonesia, sisanya kamu
dapatkan dari radio, televisi, internet dan lain sebagainya.
Ketika
kamu kecil, kamu mempelajari bahasa Indonesia dengan susah payah tapi enjoy tetap
dinikmati, ketika ada kata yang tidak tahu arti atau maknanya, kamu bertanya
kepada kakak kamu, kepada ibu kamu atau kepada siapapun yang lebih tahu, kamu
tidak malu mengatakan hal itu, tapi mengapa kamu malu bertanya bahasa Inggris
kepada mereka yang sudah ahli?
Aplikasikan
setiap hari, jika ada kendala tanyalah orang disekitar kamu, jika memang mereka
tidak bisa, buka kamus.
Di dalam buku ini, saya akan memberikan banyak kosa kata
dan berbagai macam percakapan sehari-hari
di setiap bab yang akan kamu temui
beserta arti dan cara membacanya. Cara membaca yang saya
suguhkan di dalam buku ini berbeda dengan cara membaca yang ada di kamus, saya
sesuaikan semuanya dengan kaidah tata cara baca orang Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar