Pembaca bisa berdiskusi dengan Idik Saeful Bahri melalui email : idikms@gmail.com, idik.saeful.b@mail.ugm.ac.id, atau idikms@mahkamahagung.go.id

Kamis, 12 Desember 2019

Waktu


Detik demi detik
Berlangsung
Begitu cepat
Kadang
Meruntuhkan
Harapan
Kadang
Menggembirakan
Pandangan

Duduk mengharap...

Terjangkit


Derita hawa yang sungguh ironi
Menyebar sampai pelosok-pelosok
Mengguncang bagai gempa yang tak kenal ampun
Bergelombang menembus reruntuhan
Tak dapat berbuat
Tak dapat berkata-kata
Menciptakan suasana gelap di alam raya
Terciptanya neraka hawiyah
Panas bukan kepalang

Terdiam dalam Diam

Terpaku menatap layar
Terpukau dengan indahnya sorotan cahaya
Tik tak tik tuk suara tekanan
Dalam diri ku mengkhayal
Dalam pikiran ku meraba
Keheningan ini
Membuat semuanya terasa susah
Terasa tak berjalan
Keluarlah dari lembah tersebut
Bangun gunung dan bentangkan lautan
Susah tiada tara

Siapakah Dia?



================
Ditulis oleh : idikms

20 April 2011

Sial



Berjalan di lurusnya aturan
Menunggu hasil di ujung garis
Menerawang manik-manik keindahan
Terus berusaha
Sampai goresan darah tertumpah
Terus berjalan
Walau singa menghadang
Hanya saja
Tentu
Kehendak Tuhan di atas segalanya
Terjungkil dan terperangkap kebinasaan
Dimana disitulah
Kehancuran dari kesombongan

Shubuh

Dinginnya angin menembus raga
Dalam tatanan kekuatan antara iya dan tidak
Bunyi alarm menyala-nyala di dalam telinga
Sejauh itu aku bilang tidak
Sejauh itu aku tak berbuat apa-apa
Detik berganti detik
Setiap haluan jam berbunyi bagaikan suara neraka
Tapi tiba-tiba aku terbangun juga
Oleh bisikan seseorang yang mmerayuku
Dengan syair-syair indahnya.

Sepatu Ilalang


Bersatu dalam kegembiraan
Tertawa terbahak melupakan masalah yang terjadi
Berkumpul dan melampiaskan emosi
Melampiaskan semua hal yang membelenggu
Dalam satu cita kami berbagi
Kami ekspresikan dengan bola bundar yang menemani
Di tengah hujan yang melanda
Di tengah kerangka kiamat yang mengguncang
Kami merekatkan tangan
Kami bersatu
Demi hidup indah yang dinanti

Senyum Manis


Pagi yang indah mengggugah suasana
Terbangun dalam keceriaan hati
Tak sabar rasanya ingin bertemu
Dengan permaisuri dari dunia impian

Banyak pengorbanan yang telah terbuang
Hanya untuk bertemu dengan penakluk hati
Entah mengapa...
Menyebut namanya hati ini tenang bagai berada di surga
Raasanya ingin di ukir dalam hati
Di kenang sampaai akhir hayat

Tapi...
Kebahagiaan besar datang pagi itu
Sebuah tempat yang tertata dengan sendirinya
Menjadi saksi bisu pertemuan kami

Sebuah senyuman menjadi hidangan hati
Meluluh lantakkan semua pikiran
Tak bisa berfikir, tak bisa berasa
Apakah ini rasanya cinta?

Sendiri


Masih ingatkah kau kejadian itu?
Kejadian yang benar-benar paling kubenci
Kejaadian itu membuatku sepi
Sepi tanpa kehadiranmu...
Rasa kehilangan selalu datang
Disertai kekecewaan yang sangat dalam
Entah mengapa... aku selalu mengingatmu
Ingatan kita tak bisa pergi
Semakin berlalu semakin kurasakan sepi
Aku tak sanggup hidup sendiri...
Aku benar-benar merasakan
Kalau aku merasa kehilanganmu

Secercah Harapan


Dalam keheningan rasa
Ku terdiam terpaku
Menatap suram arah barat dalam pandangan
Tapi datanglah suara getaran
Memberikan paradigma baru
Masuk dan terus masuk
Ke dalam rusuk jantung yang penuh kehitaman
Dan membuat sebuah cahaya putih
Bagi kepesimisan diri