Pembaca bisa berdiskusi dengan Idik Saeful Bahri melalui email : idikms@gmail.com, idik.saeful.b@mail.ugm.ac.id, atau idikms@mahkamahagung.go.id

Rabu, 11 Desember 2019

Satu


Dahaga dapat hilang dengan setetes air embun.
Mentari dapat menerangi lautan dengan cahaya surgawinya.
Derasnya hujan membuat keindahan bumi menjadi nyata.
Burung, bintang, dan bulan yang menghiasi langit terus berdoa akan kebersamaan kita.
Mereka lah saksi fana yang tau akan fakta keluhuran cinta.
Darah, nyawa dan jiwa merasakan hal yang sama akan cinta kasih.
Terpisah ruang dan waktu, terpisah jarak yang bgtu panjang, dan kondisi yang tak serupa antar dua insan.
Membuat kita lebih dewasa.
Lebih toleran akan keadaan kita.
Saling memahami dan saling menghargai,
akan mimpi pasangannya yang hebat.
Dukungan hati dan cinta adalah hal nomor 1 yang memang di butuhkan.
Satu cinta, satu rindu, satu kasih, satu motivasi, satu hati dan satu ambisi.

Rinduku Menggema


Gemerecik air melambai-lambai dalam kenangan
Menyusun tetes-tetes keindahan alamiah yang menawan
Mengagungkan khayalan nun jauh tak terhingga
Menembus kekuatan fana tiada bertepi
Merobek alam nyata
Menuju keabadian tiada akhir

Cahaya Gelap


Dikala sepi menyelimuti
Datang membawa ketakutan
Jauh dari keramaian dunia seperi biasa
Tenang tapi tak tentu arah
Perasaan ini membekas dalam diri
Menghujani setiap langkah
Menyirami setiap pemikiran yang ada
Dalam kenangan kuat menuju sebuah keabadian
Menunggu sebuah waktu
Yang akan memutar balikkan semuanya

Rembulan Hati


Cahaya bersinar menerangi diri
Membuat kalbu bergetar melumpuhkan jiwa
Pesona wajah penyejuk hati
Tak bisa terlupa hingga akhir masa
Bening matanya menusuk dada
Tak bisa dihadang walau dengan baja
Ku ingin merasakan rasanya cinta
Dengan sepenuh hati yang pernah ada
Ku rasakan hati ini telah terhipnotis
Oleh ciptaan Tuhan yang tak terhingga
Ku terus berdoa tuk meraihnya
Demi kedamaian insan yang kan tergapai
Dialah sang rembulan hati
Yang meneduhkan bumi dari terik panasnya matahari
Ku ingin masa depan hidupku ini
Ditemani sang ratu yang telah menguasai hati

Rantau


Ribuan langkah ku injakkan kaki
Membentuk jejak-jejak berbau darah
Sayatan pedang samurai menghiasi jalanan
Bergelombang membentuk riuk kehidupan
Orang besar itu
Siap hadir dari masa pahit
Orang sukses itu
Perlu rintangan nun jauh membumbung langit
Wahai kawan
Betapapun gelombang menerjang
Betapapun badai meluluh lantakkan bumi
Betapapun topan menghembuskan kehidupan
Ingatlah akan kehadiran namamu
Dalam sejarah hebat masa depan
Selamat datang pengabdian

Pujian Terindah


Awali gerak dengan membaca Bismillah
Mencerminkan seseorang sang pembawa risalah
Hamdalah menjadi sebuah penutup
Untuk sebuah kebahagiaan yang terlewati
Allahuakbar... Allahuakbar... Allahuakbar
Bergema bagi insan yang mengagungkanNya
Sebuah kalimat yang indah untuk mensucikan hati
Subhaanallah...
Rasa takjub akan ciptaan Tuhan
Menggetarkan jiwa dari apa yang dilihatnya
Sungguh mempesona
Astaghfirullahal’adzim...
Penyesalan untuk dosa yang telah berlalu
Taubatan nasuha menjadi jalan utama
Tuk meraih kesucian diri dihadapanNya
Laa ilaa ha illallah...
Laa ilaa ha illallah...
Laa ilaa ha illallah...
Pujian terindah dalam semua rangkaian
Pengagungan yang tinggi bagi sang pencipta
Tiada Tuhan selain Engkau
Ya Allah yang merajai semua alam

Prinsip


Dulu kala di saat semuanya masih sama
Terlintas dipikiran untuk membentuk sesuatu
Sesuatu hal yang besar
Melampaui batas-batas impian
Kemudian beranjak
Berbedalah semua hal yang sudah dirancang
Akibat usia
Akibat olah otak
Semuanya berganti
Dan terus berganti
Setiap pergantian waktu
Dan tempat

Bangsat atau Mati?


Saat kutuliskan ini dengan tinta kelabu
Aku sudah pesimis akan nasib negeri ini
Negeri yang membuat aku hidup berpuluh tahun
Tapi membuat rakyatnya merana
Bukan..........
Sekali lagi bukan..........
Bukan negerinya yang salah
Itu fitnah
Itu tuduhan yang keji
Negeri ini suci
Negeri ini perkasa
Bangsat-bangsat itulah yang anjing
Mereka menenggelamkan bumi ini
Layaknya atlantis agung yang hilang entah kemana
Merah putih ini akan lenyap?
Kunyuk, aku tidak akan biarkan hal itu
Seandainya saja aku punya kuasa
Mereka akan aku bunuh
Aku masukkan mereka ke dalam neraka
Selama-lamanya, abadi nan kekal
Tapi sungguh
Aku tak bisa berbuat apa-apa
Bahkan di kala partai bersuara pun
Aku masih ragu
Antara memilih bajingan
Atau rela mati demi tanah pertiwi

Pikir Ini Sihir


Hat
In
Menjad
Dir
Sendir
Sakt
Jad
Saks
Past
Bas
Kaj
In
Pag
Pag
Dar
Pad
D
Siliwang
Lar
Jad
Gaj



Kehidupan Semu

Kuliah dapat dipermainkan,
dosen dapat dipermainkan,
tugas dapat dipermainkan,
masa depan dapat dipermainkan,
harta dapat dipermainkan,
wanita dapat dipermainkan,
tahta dapat dipermainkan,
teman dapat dipermainkan,
kesuksesan dapat dipermainkan,
semua dapat dipermainkan,

KECUALI 3 HAL:
Cinta kasih yang tulus,
Keyakinan yang mendalam,
Dan jati diri yang terkontrol alam pikiran

Duri Pertiwi


Dikala bangsat-bangsat memimpin
Berbaur dalam gemerlap setan
Dunia hitam menyekik balutan kedamaian
Riuk-riuk suara iblis berdegung
Hati rakyat tercabik-cabik
Amukan demi amukan terus bersuara
Tapi mereka tuli
Mereka buta
Mereka dasi-dasi anjing
Yang harusnya terbuang dan termarjinalkan
Mereka pantas menerima kutukan
Oh Tuhan
Berikanlah mereka penderitaan
Penderitaan yang abadi

Pembisu


Buaian sutera sedang duduk dalam pandangan
Merasakan suasana surgawi paling nikmat
Kanan kiri ia melambai-lambai
Terfokus ke hadapanku

Deg, deg, deg
Jarum hati berdetak kencang
Aku tahu dia terpesona
Dia tahu aku terpesona
Bersama dalam perasaan
Tapi lidah sulit tuk berucap

Sang sutera sudah tak sanggup menunggu
Persetan, lidahku nuklirku sendiri
Aku benci penyesalan
Benci...

Pelukan Bunda



Tiada hal yang membuatku hangat
Tiada sentuhan yang membuatkku betah
Kecuali dekapan seorang ibu terhadap anaknya
Dekapan kasih sayang yang luar biasa
Biarkan kenyamanan itu mambawamu
Jangan tolak getaran indahnya
Itu alami
Itu pemberiaan Tuhan
Disaat itu
Aku bermimpi
Untuk menjemput masa kanak-kanakku
Walau itu tak mungkin

Paradigma


Ketika pikiran sudah dalam suatu jalur
Ketika pikiran dalam sebuah langkah yang pasti
Ketika kefanatikan tak bisa diubah lagi
Ketika semua hal sudah menjadi bulat
Waktu kadang tak berbuat apa-apa
Seorang jenius tak dapat merubahnya
Bahkan tembakanpun tak dapat membunuhnya
Semuanya tidak dapat berubah
Kecuali kehendak Tuhan yang agung

Padamnya Semangat


Ketika aku menginjakkan kaki
Di tanah panas ini
Di suatu tempat yang jauh dari dekapan ibu
Ku bagaikan dditelantarkan
Di buang dari kemegahan istana
Hendak dijadikan masa depan
Katanya
Hendak dibuat generasi keluarga
Katanya
Tapi aku tak sanggup
Di jalan bernanah ini
Aku mengenal banyak makhluk
Banyak petaka yang datang
Entah itu sadar atau tidak
Aku berhenti di jalan itu
Aku tak bisa berlari
Bahkan berjalanpun tak bisa
Ke belakang
Pun tak tahu harus berbuat apa
Aku berdiri dititik dimana aku padam

Nyontek


Menjadi biasa
Bagi kehidupan bangsa kita
Menjadi pemicu
Sebuah prestasi
Menjadi penyegar
Bagi pikiran yang lusuh

Mimih...


Malam indah menerangi kalbu
Menyinari kelusuhan hati yg sngat kotor
Hentakan
Perjuangan
Kekuatan
Dan pengorbanan
Menyatu dalam raga malaikat cinta
Berharap senja hari
Cerah menerangi sang malam

Merah Semangatku, Putih Perjuanganku

 
Sabang – Merauke –
                Miangas – Pulau Rote –
Terpajang sebuah burung perkasa
Yang menyemangati setiap gerik manusia
Tak bisa tergambarkan kegagahannya
Dia-lah sang Garuda Indonesia
Yang membawa dua warna untuk kita
Yang harus dijaga hingga akhir masa

Warna merah mewakili yang lain
Putih sebagai sahabatnya
Kombinasi warna yang tak ternilai indahnya
Menopang semangat seluruh bangsa
Mengapung di tiang tertinggi negeri ini

Indah rasanya tuk dilihat
Sejuk rasanya tuk dihayati
Semua kesan bagimu negeri
Terserap dalam dua warna
Yang tak bisa tergantikan pesonanya

Menggetarkan Semangat


Hari yang cerah merubah semua sikap
Mengawali hidup dengan penuh senyuman
Kurasakan indahnya ciptaan Tuhan
Menyejukkan hati yang sedang merada

Hati berkobar menunjukkan sesuatu
Yang tak dimengerti oleh segenap raga

Selalu kurasakan kelapangan hidup ini

Semua relaksasi di bumi
Semua keajaiban yang terjadi
Itulah kekuatan sang Rabbi
Yang selalu menggetarkan semangat
Tuk terus menjalani hidup dngan penuh
Keceriaan . . .

Menggapai Cita


Pagi datang menjemput diri
Bangun dalam kesunyian hari
Memulai aktivitas dari mandi
Pergi ke sekolah dengan berlari
Tak kenal lelah tak kenal mati
Itulah kata pembuat nyali
Menerobos masuk ke dalam duri

Tak pernah terbayang sejauh ini
Tak terfikir menjalani hidup seperti tali
Panjang rasanya dijelajah sang kaki
Yang kebanyakan ditempuh kaum laki-laki
Ku ingin semua pengorbananku tak berakhir basi

Oh Tuhan Yang Maha Mengadili
Kabulkan doa hambaMu ini
Janganlah Kau jadikan akhir baikku sebagai mimpi
Tapi buatlah kehidupanku ini
Penuh dengan kegembiraan hati

Lingkaran Kesesatan


Sebenarnya,
hidup ini indah..
jika kita bisa menikmatinya

Hidup ini sederhana..
jika kita tau strateginya

Tapi sayang,
kadangkala kita dikalahkan dunia..
kita dibuat malu karenanya..
perjalanan kita, mimpi-mimpi kita, semua harapan kita,
semua dipermainkan olehnya..
kita bgaikan orang yg tak punya tujuan yang jelas
kita bagaikan orang yg telah mati..

Entah kapan kita keluar dari lingkaran ini,
tapi yang jelas,
tekad lah yg bisa mengalahkan semuanya..!
Bersiaplah mengguncangkan dunia

Ketulusan Cinta


Bersandar dalam pelukan imajinasi,
Berkiprah dalam naungan motivasi,
Berlutut dalam keindahan hati,
Membuat semua nyata, semua terpana, semua terlena
Kisah abadi sang pangeran yang kian meredup,
Menghancurkan ketenangan jiwa mereka,
Jiwa dmana mereka bertekad, bermimpi dan berimajinasi,
Sayanglah engkau pada 1 orang di dalam hatimu,
Pegang ia. Genggam ia. Lindungi ia dengan namamu.
Tuhan tau ketulusan cintamu.

Keterikatan


Dunia memiliki sistem yang utuh
Sebuah keteraturan tiada tara
Bahkan tak bisa terjangkau hingga kini
Setiap insan selalu pasrah
Setiap insan selalu cuek
Akan hadirnya makhluk Tuhan yang lain
Makhluk Tuhan yang dengannya kita ingat
Siapa pencipta kita sebenarnya

Kesendirian


Waktu berjalan begitu cepat
Dengan alunan melodi yang melambai-lambai
Terasa begitu syahdu dan merdu
Namun dilubuk hati terdalam
Aku tak dapat merasa
Aku tak dapat melihat
Dan aku pun tak bisa mendengar
Semua kerisauan di luar sana
Yang mungkin menggunjing
Mencaci
Dan menghina diri lemah ini
Semua bagaikan musuh Illahi
Tak tahu mana yang dapat dipercaya
Semua musuh
Semua sampah
Dalam hari-hari kelamku

Kerinduan dari Sebuah Penyesalan


Masih teringat wajah anggunnya
Yang bersih bagai sumber cahaya
Kesucian hati sebening permata
Menusuk bagi insan yang melihatnya
Memang... dia oranng yang sederhana
Tak mempunyai banyak harta
Hanya bermodalkan doa
Dia bisa mengubah generasi muda
Kini dia telah tiada...
Meninggalkan aku yang masih belia
Sungguh... hati ini hancur rasanya
Ditinggal pergi oleh bunda tercinta
Ohh bunda...
Dekapanmu masih terasa
Semangatmu masih membekas dalam jiwa
Nasihatmu tak kan pernah lupa
Tersimpan dalam diri yang penuh dosa
Ya Allah Yang Maha Kuasa...
Tinggikanlah derajatnya, ampunilah segala dosanya
Mungkin hanya dengan doa
Kehidupan engkau disana
Menjadi lebih bermakna

Keniscayaan


Dalam sebuah renungan kehidupan
seringakali aku bermimpi akan sesuatu hal keniscayaan
kadang aku menginginkan hidup seperti Yudistira
yang menjadi pemimpin hebat di negeri Amarta
negeri kokoh hasil karya keturunan Pandawa
aku juga terkesima melihat seorang Bima
yang perkasa tiada tanding
dengan ajian-ajian sakti mandraguna
kadangkala aku juga bermimpi menjadi Arjuna
yang sangat tampan dan diidamkan wanita
atau aku juga ingin menjadi Sang Hyang Brama
yang dihormati seluruh negeri dunia wayang
karena memiliki kedudukan tertinggi bangsa dewa
tapi semua itu hanyalah khayalan
yang tak pantas untuk terkabul
karena nyatanya
aku hanyalah manusia biasa
yang tak luput dari salah dan dosa
dan jauh dari kesempurnaan
tapi aku yakin
apapun yang ku dapat saat ini
merupakan jalan terbaik yang tertulis di kolam Tuhan

Keluhuran Cinta


Berikan aku cinta terluhurmu,
maka cinta itu kan ku genggam dengan erat,
inilah buktinya.
Berikan aku kasih termulia,
maka kasih itu kan ku nikmati seutuhnya,
sekaranglah buktinya.
Berikan aku bagian nafas terindahmu,
maka nafas itu kan ku hirup dengan sempurna,
beginilah buktinya.
Lantas,
Bukti apa yang masih dpertanyakan?

Keluhan Hati






===============
Ditulis oleh : idikms






Kelabu

 
Duduk terpaku
Berpikir panjang tiada batas
Mempertimbangkan resiko yang siap mengaung
Menciutkan nyali kami yang tertungkup lesu

Memang benar
Banyak jalan dan banyak cara
Tapi entah
Mana yang benar dan mana yang salah
Aku bingung sebingung-bingungnya
Meratapi masa depan yang gelap tiada bercahaya

Kehilangan


Remuk rasanya mendengar kabar itu...
Semua raga tak bisa membendung
Kurasakan kesedihan yang pilu
Masuk menusuk hati dan jantungku

Aku terdiam termenung
Melihat raga yang terbujur kaku
Ingin rasanya meminta restu
Untuk terakhir bagi masa depanku

Ohhh Ibu...
Aku tak sanggup melihat wajahmu
Yang bisa menggetarkan jiwa dan ragaku
Nasihatmu tak bisa kulupakan
Kerja kerasmu tak bisa ku balas
Aku hanya bisa menyusahkanmu
Tak bisa membuatmu tersenyum indah
Mungkin...
Hanya dengan keikhlasan dan rela
Aku mengakhiri sedih ini
Walau dalam hati yang penuh dosa
Aku merasa kehilanganmu...

Kehancuran Negeri

 
Dikala alam terbengkalai
Disaat itu pula negeri ini dijajah
Dikala semua manusia acuh
Disaat itu pula negeri ini terjual
Mereka mementingkan kepentingan daging mereka
Mereka memakan rempah-rempah agung kita
Mereka meruntuhkan peradaban luhur kita
Kita semua mati
Kita semua hancur
Kita semua binasa
Hanya Tuhan yang dapat memutarbalikkan
Keadaan setan ini.....

Keceriaan







================
Ditulis oleh : idikms







Keagungan Akal


Menembus cakrawala di luar langit
Menerobos lapisan-lapisan tersulit problematika
Menerawang penyelesaian tiada henti
Menciptakan ide buta yang pluralis
Yang liberalis
Yang penuh kemunafikan diri
Penuh kesombongan dan keangkuhan
Mendudukkan akal sebagai bagian terkuat dari Sang Pencipta
Mencoba berubah menjadi lebih baik
Nyatanya...
Terjerembab dalam lubang hitam yang sunyi

Kawah Revolusi


Senjata-senjata siap meluncur
Penderitaan akan tumbang dimana-mana
Kesejahteraan akan dijemput
Keadilan akan menjadi kenyataan
Suatu tindakan awal yang jelas
Seluruh prajurit bangsa bersatu
Menghancurkan tirani kebusukan
Entah itu Orde atau Orde Reformasi
Semua buta
Semua hanyalah formalitas yang tak penting
Negeri ini butuh suatu kenyamanan
Bukan hanya undang-undang rekaan
Yang bahkan anak tengik saja dapat membuatnya
Engkau menjauh ke pelosok bumi sana
Hanya untuk mendapatkan rumusan basi dari undang-undang?
Kunyuk, pamaeh bangsa

Kasih Sayang yang Tua


Akan ku peluk kalian hingga ajal menjemput...
Kenangan manis antara orang tua dan anak merupakan sebuah kenikmatan tak terbalas...
Mereka mengajarkan kita akan makna hidup
Mengajarkan kita akan makna kasih sayang, makna ketulusan dan makna cinta kasih yang sungguh luhur...
Bersedia mati untukmu, bersedia tersenyum untukmu, dan selalu bersedih karena tingkah kotormu
Mereka-lah alasan kenapa aku hidup. Alasan kenapa aku bisa berdiri disini.
Mereka bagaikan pelita yang menghiasi bumi...
Andai mereka tak ada, ingin ku gadaikan kehidupan ini untuk mereka
Cintaku untuk ibu dan ayah di atas segala-galanya di dunia
Harta, jabatan, tahta dan wanita, hanyalah fatamorgana ke-nerakaan yang sungguh licik...
Tiada surga menerima segala hal kecuali yang suci...

Kabar Buruk


Di suatu malam yang redup
Aku terbangun dalam ratapan kepedihan
Banyak masalah membenturkan diri dihadapanku
Mereka seolah benci akan kehidupan sok ku
Masalah dan masalah menyerbu bagaikan kilatan petir
Aku bukanlah penjaga yang dapat melawan
Tapi setidaknya aku terus hidup walau berjalan di atas duri
Lalu
Suara nyaring bergetar di sebelahku
Teeknologi manusia edan membuatku terperanjat
Kubuka
Dan kubaca
Syaaaaattttttttttttttttttt
Air maataku mengalir deras
Dan tak tahu harus kemana

Jalan Sulit


Sebuah cara memang mengerikan
Membuat kondisi nyaman jika dalam keteraturan
Kadang-kadang
Kita tak bisa melihat akan kemajuan diri kita
Manakala kita tetap dalam keseimbangan
Tapi di lain pihak
Konsistensi juga dibutuhkan
Untuk merangkul sebuah impian yang sudah ada
Tapi entahlah
Keduanya harus kita ukur
Antara statis dan dinamis

Indahnya Kebersamaan



Kesendirian
Pelik sekali
Tak enak
Tak nyaman
Tapi kadang dirindukan
Hanya
Mungkin suatu kumpulan
Dapat memberikan kenikmatan
Yang tak mungkin terukir
Dengan kata dan canda
Disitulah keindahan itu muncul
Disaat semua mata membunuh
Disaat itu pula banyak mata yang tersenyum

Hembusan Angin


Sayup-sayup suara berhembus dengan riang
Menembus alam surgawi di atas tanah merah kehitaman
Derai ombak melantunkan nyanyian yang syahdu
Terdengar merdu di telan hinggapan fana
Kesucian ini tak terasa
Masuk ke dalam relung-relung jiwa
Mengatur aroma nafas yang menggelantung
Di caci, dan di hina
Semua kan jadi abadi
Masih...
Tetap berdiri  walau rintangan di depan mata

Hari yang Cerah



Selepas menahan amarah yang meluap-luap
Setelah kondisi menjadi normal seperti sedia kala
Harapan itu muncul
Datang dan membawa kabar gembira
Menentramkan hati
Memuaskan masalah yang dihadapi
Maju, dan terus melaju
Kulangkahkan kaki ini
Tuk menyambut hari esok yang lebih baik

Fanatisme


Di ingatkan
Malah tak tahu diri
Di berikan sebuah fakta
Malah membuangnya
Di berikan sebuah jalan
Malah lari entah kemana
Di berikan penjelasan
Malah tutup telinga
Di berikan sebuah serangan
Baru mengklaim kebenaran
Dari sini dari sana
Justru kami yang terdesak
Semua membelanya
Padahal hati nurani sebenarnya tidak
Entah apa dibelakangnya
Ada kekuatan hukum kah?

Nantang Dunia


Masih banyak hal yang jauh lebih penting dari ini...

Bersiap menantang
dan siap ditantang
Bersiap mengganggu
dan siap diganggu
Pendekar yang kuat tak akan mungkin lahir dari kawah yang lembek
Fokus dan siap berimajinasi
Siap melaksanakan dan siap mewujudkan
Satu tekad, wani mati untuk menantang dunia!

Hati Busuk



Sunyi senyap sebelum hal itu terjadi
Tetap teguh hidup dengan prinsip pribadi
Tak menghiraukan alam sekitar
Tak tahu ada mata yang sedang mengintip
Melaju terus mengikuti arus
Padahal hatinya busuk ingin merendahkan
Berkata membenarkan
Tapi niat terselubung
Kala itu aku berubah
Tak karuan
Hidup bagai berujung hingga tak bisa aku tulis
Dan seolah pena tak bisa melanjutkan kisah ini

Cinta


Oh cinta...
Hatiku terlena
Terhisap dalam suasana lara
Hingga aku tak ingin melepaskannya

Oh cinta...
Masyarakat dunia memuja
Hakikatnya tak mungkin engkau hina
Tapi engkau di injak-injak
Layaknya sesuatu yang tak berwibawa

Cinta...
Semua orang membutuhkannya
Semua orang mengharapkannya
Tapi mereka salah mempergunakannya


Makhluk Murahan


Sinar wajahnya bagaikan cahaya mentari,
Wangi tubuhnya bagaikan kismis surga yang mempesona,
Belaian rambutnya bagaikan keindahan bunga-bunga mawar dan melati,
Senyuman manisnya bagaikan bintang-bintang di malam hari,

Sulit di gambarkan, kesempurnaannya menutupi imajinasi

Namun jika sudah tersentuh, semua kata-kata itu sirna dan tak pantas diucapkan

Buntu

 
Setiap kata ku tulis dengan romantisme akal
Setiap huruf ku rangkai dengan keindahan jiwa
Setiap kalimat ku susun dengan kemegahan makna
Hari
Minggu
Bulan
Dan tahun
Aku hasilkan karya setiap waktu
Mengeluarkan memori dalam bentuk tulisan
Menjadikanku serasa berada di pinggir danau yang indah
Namun
Ditengah semua itu
Aku mengalami kisah panjang yang sangat rumit
Manakala tangan terasa kaku
Pikiran terasa terhenti
Mata terasa terpejam
Dan saat itu pula
Aku berhenti

Bayangan Semu


Awan kehitaman bergerak maju
Mendekatiku
Turun hingga kepelupuk mata
Masuk dan tenggelam dalam riuknya batin
Menembus terus hingga masuk ke bagian inti
Disitulah aku menjadi gila


Anugerah Cinta








===============
Ditulis oleh : idikms





Jalanul Hak



Setiap pergantian waktu
Klaim selalu ada
Menganggap diri paling suci
Dan memojokkan lawan hingga terperangkap
Mengkaffirkan
Mengatakan bid’ah
Sudah menjadi latah mereka
Tapi kami tidak gentar
Selama keyakinan akan kebenaran masih ada
Kami akan melawan
Kami tak akan bergerak jika tak adda yang mengusik
Manakala Ahulussunnah kami junjung
Asy’ari dan Maturidi kami beela
Madzhab empat kami dukung
Dan tasawuf kami jaga
Selama itu kami tetap berdiri

Alternatif Tempat Ziarah di Kabupaten Kuningan

Berikut adalah nama-nama sesepuh yang bisa menjadi alternatif tujuan ziarah di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Mungkin nama-nama di bawah ini memiliki hubungan nasab dengan kita.

Lengkong

  • 1.       Syekh Panembahan Daqo
  • 2.       Syekh Abdul Karim
  • 3.       Syekh Faqih Tholab
  • 4.       Syekh Muhibbat
  • 5.       Syekh Bagus Arsyam
  • 6.       Syekh Abdul Qohir
  • 7.       Syekh Haji Muhammad Abshori
  • 8.       Syekh Haji Muhammad Idrus
  • 9.       Syekh Muhammad Akhyar
  • 10.   Syekh Haji Muhammad Nawawi
  • 11.   Syekh Najmuddin
  • 12.   Mbah Kuwu Nadijah
  • 13.   Makam Rambut Eyang Hasan Maolani (Eyang Menado)

Sihir Darma 2







Kami baru tahu memiliki kekuatan super setelah kejadian hebat kemarin-kemarin itu. Ketika kami bertiga berlibur ke waduk darma. Tiba-tiba sebuah pusaran air di tengah-tengah waduk menyedot kami bertiga. Anehnya, semua orang tidak melihatnya. Semua orang tidak menyadarinya. Hanya kami bertiga. Dan kami pun tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Setelah kejadian penyedotan pusaran air itu, kami sudah tidak merasakan apa-apa.

Ketika kami bangun, kondisi menjadi normal kembali. Beberapa hari kemudian, dua orang teman dekatku yang aku ajak kemarin ke waduk Darma, Ibnu dan dadang, mendatangiku di belakang rumah dan menunjukkan hal-hal yang mustahil dan diluar kemampuan akal manusia. Dadang dengan seketika dapat mematahkan besi yang cukup tebal dengan sangat mudah. Dan ibnu dapat menyelam di dalam air selama lebih dari satu jam. Sungguh hebat. Sungguh luar biasa. Dan herannya lagi, aku pun bisa melakukan hal-hal tersebut. Entah kenapa, kami begitu yakin ada hubungannya dengan kejadian waduk Darma kemarin.

Sihir Darma 1

 
Libur kembali meneduhkan jiwa. Bagi pelajar, libur adalah sebuah kenikmatan surga yang tiada tara. Melebihi apapun. Aku pasti menyambut hari libur dengan penuh suka cita. Apalagi libur kali ini, tidak tanggung-tanggung, 2 bulan aku harus mendekam diri di rumah. Libur semester yang indah.

Aku pulang dari perantauanku di Yogyakarta. Menuju kota kecil nan Asri, tempat dimana aku dilahirkan dan dibesarkan. Tempat dimana 2 orang yang paling aku cintai hidup dengan damai. Orang tuaku. Jauh di Yogyakarta sana, tidak terlewat sehari pun aku selalu mengingat raut wajah keanggunan ibuku dan raut mata pengharapan ayahku. Aku selalu menangis di dalam hati, kenapa mereka begitu peduli kepadaku, padahal aku belum bisa membuat mereka tersenyum. Belum bisa. Dan mungkin tak akan pernah bisa.

Tak Ada Jalan


Keserakahan membuat semuanya berubah.  Manakala kita bukanlah siapa-siapa yang tak di pandang oleh mereka. Mereka yang menginjak kebebasan. Mereka yang membuat aturan tak jelas. Keterpihakan mereka terhadap kami, membuat semuanya hancur. Dua kubu saling bertikai dengan hinaan, cacian, dan kehancuran. 

Beberapa waktu yang lalu, kami (golongan mahasiswa) mendapatkan berita baru dari atasan tertinggi kami, rektor, memberikan pernyataan yang mengejutkan. Berita ini datang di setiap mading di pojok kampus. Kami merenung sejenak. Entah ini sadar atau tidak, hati kami menjadi miris.

Rumah Inggris

 
Hari itu dimana aku melihat kota Yogyakarta untuk yang ketiga kalinya. Pertama ketika aku melakukan study tour di saat MTs dulu. Kemudian aku kembali melihat aroma kesultanan ketika aku mengikuti tes masuk di salah satu perguruan tinggi di kota budaya ini. Dan sekarang, ketika pengumuman itu tiba, ketika aku harus mendengar bahwa aku diterima di kampus tersebut, aku kembali melangkahkan kaki masuk kendaraan umum dari kotaku di Jawa Barat sana ke kediaman Mataram yang agung.

Minggu pertama aku menginap di rumah saudaraku di Sleman. Mereka adalah orang-orang yang baik. Aku dan kakakku diizinkan menginap untuk satu minggu, berhubung aku harus menyelesaikan semua berkas yang harus aku penuhi untuk masuk di kampus negeri tersebut.

Ratapan Buta

 
Hari itu, aku mengajak ibu dan ayahku untuk pergi ke kota Bandung. Kota dimana segala pernak-pernik dipajang di sepanjang jalan. Kota dengan julukan si kota mode. Kota yang menjunjung tinggi keindahan dan kebebasan.

Kami ke Bandung degan mobil baruku yang baru ku beli beberapa minggu yang lalu. Kami menempuh perjalanan yang cukup lama untuk sampai di ibu kota Jawa Barat itu. Setidaknya kami menikmati setiap detik jalan yang kami lewati. Majalengka, Subang, Sumedang, merupakan 3 kabupaten yang kami lewati. Kami melihat ciri khas setiap kota yang mereka miliki. Sungguh mempesona. Beberapa kali kami mampir di rumah makan untuk mengisi perut yang keroncongan.

Motor Cinta


Gua Rendi. Salah seorang mahasiswa di universitas negeri ternama di kota Yogyakarta, UGM. Gua punya banyak teman, karena hobi gua kumpul-kumpul dengan anak-anak organisasi. Orang bilang gua ini berkulit putih. Lumayan ganteng katanya. Tapi aneh. Gua masih jomblo. Gua masih kalah dengan banyak mahasiswa lain yang sudah banyak mendapatkan pasangan. Kadangkala gua malu, meskipun hal itu gua tutup-tutupi. Tapi gua juga heran, kenapa gua sampai saat ini masih jomblo. Jangan pikir gua nervous ya kalau deket cewek. Nggak. Gua bahkan sering ngobrol dengan mereka.

Iranian Corner

 
Suntuk dan suntuk. Tak ada komentar lain akan kuliah. Manakala jam kuliah berakhir, tak tahu harus apa dan tak tahu harus kemana. Kadangkala aku selalu berpikir bahwa kuliah hanyalah permainan belaka. Permainan yang tak kunjung ada habisnya. Tak punya tujuan. Tak punya harapan. Dan tak punya konsep yang jelas. Semuanya suram ketika diriku memikirkan sebuah masa dimana orang lain meraih kesuksesan.

Waktu-waktu luang yang teramat besar di saat-saat kuliah aku habiskan di perpustakaan. Tempat dengan lantai 4 dan menjadi basecamp paling menyenangkan, setidaknya untuk diriku yang tidak memiliki arah hidup untuk melangkah. Perpustakaan yang sudah canggih dengan dilengkapi semua hal yang sudah menjadi standar nasional dan bahkan masuk catatan Museum Rekor Indonesia.

Disaat Fanatisme Membutakan Mata



Sudah menjadi hal biasa bagi kehidupan kita, manakala ketika kita berkumpul dan bertatap muka dengan sahabat-sahabat atau teman dalam satu ruangan, kita memiliki ke-eratan yang tak bisa digambarkan dengan pena. Semua naluri serasa berkumpul antara semua anggota yang dekat dengan kita. Kita membuat tujuan yang sama, landasan yang sama, hingga prinsip yang sama. Sehingga kita menganggap anggota yang berada di pihak kita sebagai suatu keluarga baru yang tak terpisahkan. 
 
Layaknya sebuah keluarga, ketika yang satu sakit, maka yang lainnya akan merasakan sedih. Ini kondisi organisasi yang menjadi budaya umum kita. Atas dasar satu organisasi, kita membela apa yang menjadi milik kita. Walau kita tidak tahu, yang kita pegang adalah racun yang berbisa.
Kisah ini menjadi kisah penting bagiku. Kisah dimana aku kehilangan banyak teman, bahkan sahabat. Aku dimusuhi oleh banyak orang karena merenggut kediaman sebuah perkumpulan. Mereka menghinaku, mereka menyepelekanku, mereka memusuhiku, dan sekarang, mungkin mereka siap membunuhku.

Cinta Semu Abad 23





Setting of language : Indonesia in 2020

Waktu sudah menunjukkan pukul 6 am. Seperti biasa, Valens berangkat ke sekolah yang jaraknya sekitar 3,1 juta kilometer. Dia mengendarai Trayer (sejenis sepeda motor tanpa roda karena menggunakan sistem anti gravitasi tingkat A, yang jarak antara jalan dengan mesin adalah 3 meter). Dia hanya memerlukan waktu 45 menit untuk sampai di sekolahnya di Indonesia. Dia merupakan anak berkebangsaan India. Zaman sekarang, sudah trend-nya sekolah antar bangsa. Tak perlu dipungkiri, teknologi semakin canggih secepat mata berkedip. Baru kemarin ada mesin ketik, kemudian ada komputer, ada laptop,  ada internet, ada Seqtra (teknologi tahun 2057), kemudian teknologi-teknologi yang diciptakan selama abad 22, dan sekarang sudah ada Razukala, yang menghubungkan seluruh teknologi di sekitar 50.000 bintang dan planet di galaksi Bima Sakti. Begitu pula transportasi, dari zaman nenek moyang kita yang menggunakan sepeda motor,  sekarang sudah ada Vesayer, yang kecepatannya setengah lebih dari kecepatan cahaya. Kita bisa bayangkan, pertengahan abad 23, alat transportasi yang secepat cahaya akan muncul.

Bunda Sejuta Cinta


“Pokoknya ibu tak setuju kamu berhubungan dengan dia!”
“Tapi bu, aku sudah terlanjur nyaman dengan dia. Ini masalah cinta bu. Apa ibu sudah lupa bagaimana caranya mencintai seseorang? Apa ibu lupa ketika mencintai ayah?”
“Cukup Intan! Cukup!”
“Ibu tidak paham bagaimana mendidik anak! Andai ayah masih ada....”
PLAKKKKK...

Babak Belur


Kuliah merupakan rutinitas mahasiswa yang membosankan. Kau tahu, keseharian kuliah sangat berbeda dengan keseharian ketika kita duduk di kursi abu, biru maupun merah. Kuliah benar-benar serasa membosankan. Mengapa tidak? Kau harus memikirkan kekonyolan ini. Jadwal yang diberikan di bangku kuliah tidak berurut seperti halnya di SMA dulu. Jam 7 pagi ada kuliah sampe jam setengah sembilan, kuliah lagi selepas dzuhur hingga ashar. Coba tebak, pekerjaan apa yang harus aku lakukan antara jam setengah sembilan sampai masuknya waktu dzuhur? Kembali ke kosan? Tentu tidak mungkin, itu membuat rongga-rongga tubuh ini malas untuk kembali ke pelataran ilmu. Membangun bisnis? Jujur saja itu ide yang konyol, mana ada bisnis dilakukan hanya 3 jam saja?  Benar-benar membosankan, seperti inilah perasaanku saat ini sebagai mahasiswa baru di salah satu kampus negeri di Yogyakarta.