Pembaca bisa berdiskusi dengan Idik Saeful Bahri melalui email : idikms@gmail.com, idik.saeful.b@mail.ugm.ac.id, atau idikms@mahkamahagung.go.id

Minggu, 26 Januari 2020

Buku: Betapa Mudahnya Bahasa Inggris




OK guys, sebelumnya saya disini akan menyampaikan semua materi dengan bahasa yang friendly, agak kurang formal tapi tetap mencoba sesopan mungkin, dengan tujuan agar kita belajar bahasa Inggris ini tidak kaku dan boring, sehingga kamu dapat menangkap setiap informasi yang hendak saya jabarkan dengan mudah.
Kemampuan otak kita itu unik, memiliki kemampuan yang hebat tapi butuh trik-trik tertentu. Coba kita lihat teman di sekeliling kita, anak-anak yang pinter matematikanya, fisikanya, kimianya atau ilmu eksak lainnya, mereka bisa mengerjakan soal-soal rumit dengan mudah. Apa kuncinya? Karena Tuhan menyayangi mereka sehingga memberikan ilmu Maha Luasnya kepada mereka? Tentu bukan itu jawabannya, Tuhan menyayangi semua makhlukNya.
Jawabannya adalah mereka bisa menikmati ilmu-ilmu tersebut ketika berada di dalam kelas. Mereka menganggap apa yang mereka lakukan itu adalah sesuatu hal yang cocok dengan kualitas dirinya. Nah, jika kamu bukan orang yang pinter dalam ilmu-ilmu hitung seperti itu, tentu saja kamu memiliki kemampuan-kemampuan di bidang lain, pasti ada.

Contoh, kamu adalah orang yang ahli berdagang, atau bisa juga ahli bermain games, games online mungkin yang saat ini sangat digemari termasuk saya sendiri, atau paling tidak kamu adalah orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi.
Apapun kelebihan kamu, hal utama yang membuat kamu bisa melakukan itu adalah bahwa kamu percaya kamu cocok dengan hal tersebut dan kamu menikmati akan hal yang kamu lakukan. Jadi, sebenarnya kamu juga bisa menjadi master matematika, master fisika, master kimia dan master-master lainnya yang kelihatan keren, dengan kunci utama kamu harus mencintai pelajaran atau hal yang akan kamu lakukan, kemudian nikmati proses pelajaran itu seperti tidak memiliki beban apapun.
Hal inilah yang mendorong otak akan bekerja maksimal tanpa adanya kendala, karena kamu tidak menuntut apa-apa terhadap otakmu, kamu menikmati pelajarannya, begitu pun otakmu, dia juga menikmatinya. Ini yang akan saya terapkan, walau hanya dalam buku, setidaknya saya mencoba pembelajaran ini lebih fresh dibandingkan dengan sumber-sumber yang lain, sehingga ketika kamu sudah menikmati bacaan yang saya suguhkan, otak kamu juga akan bekerja dengan rileks, nyantai tapi maksimal, tanpa adanya beban.
Nah itulah perbedaan antara kita yang anti eksak dengan mereka yang ahli eksak. Otaknya sama, pelajaran yang disampaikan guru juga sama, tapi motivasi otaknya berbeda. Yang satu (kita) terus mendesak dan mendoktrin otak bahwa kita tidak menyukai pelajarannya (atau bisa juga gurunya), sehingga otak akan memberikan kelemahan atas doktrin yang kita berikan sehingga belajar tidak maksimal, sedangkan mereka (yang ahli eksak) menikmati semua hal dalam proses pembelajaran, meskipun guru yang mengajarnya galak, atau selalu memberikan tugas, mereka tetap enjoy dan senantiasa mengerjakan tugas guru, sehingga otak mereka menangkap setiap materi dengan detail dan rinci.
Nah, dalam kaitan pelajaran kita kali ini, kamu tidak memiliki kemustahilan untuk bisa menguasai bahasa Inggris. Lihat temanmu yang jago bahasa Inggris, mereka memiliki otak yang sama dengan kita, gurunya pun sama, materi pelajarannya pun sama, tapi kenapa mereka bisa, sedangkan kita tidak bisa? Apa yang membedakannya ya Rabb?
Mungkin itu pertanyaan mendasar yang sering kamu lantunkan dalam doamu selepas sholat.  Tentu saja bukan kamu ditakdirkan untuk menjadi orang bodoh, Tuhan tidak akan melakukan hal tersebut terhadap umatNya.
Ingat sebuah wejangan dari guru agama kita saat sekolah? Bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib sebuah kaum sebelum kaum itu merubahnya dengan pandangannya sendiri. Melihat wejangan itu, sebenarnya Tuhan memberikan keleluasaan bagi  kita untuk menentukan pilihan yang kita ambil, sehingga Tuhan tidak berhak disalahkan atas kekurangan kita akan ilmu.
Bagaimana cara merubahnya? Dalam pembahasan ini, sudah saya katakan bahwa kuncinya hanya dua, sukai pelajarannya dan nikmati prosesnya. Itu yang akan merangsang kinerja otak.
OK saudara-saudari yang saya cintai, subjek kita saat ini adalah memahami bahasa. Apa sih bahasa? Sebelum kamu membuka halaman-halaman setelahnya, kamu harus tahu fondasi pelajaran yang akan kamu pelajari.
Nah inilah fondasi dalam belajar bahasa, baik belajar bahasa daerah, maupun bahasa asing. Di zaman saya, pelajaran bahasa Inggris dimulai di kelas empat SD. Setiap tahun pelajaran ini pasti ada, bahkan sampai kuliah. Coba hitung, antara kelas empat SD sampai semester satu kuliah, berapa waktu yang bisa kita tempuh?
Secara hitungan normal, kita akan menempuhnya dalam jangka waktu 9 tahun 1 semester. Atau mari kita bulatkan menjadi 10 tahun biar kita mudah mengingatnya. Bayangkan, selama 10 tahun belajar bahasa Inggris, saya tidak bisa membuat satu cerpen-pun dalam bahasa Inggris. Gila kan?
Coba bandingkan dengan para TKI yang bekerja di Australia, Singapura atau negara-negara lain yang berbahasa Inggris, hanya dalam kurun waktu satu tahun saja, mereka sudah bisa menangkap informasi yang diberikan oleh majikannya. Dua tahun berikutnya mereka sudah bisa berkomunikasi dengan tetangga-tetangga sekitarnya.
Apa yang salah ya Rabb? Apakah otak seorang pelajar jauh lebih buruk dari seorang TKI? Apakah dosa kami lebih benyak? Tentu saja bukan itu jawabannya. Jawabannya adalah, mereka membiasakan bahasa yang mereka dengarkan dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, meskipun hanya satu kalimat setiap hari.
Mereka tidak memiliki pilihan lain kecuali mempelajari dan mempraktekkannya. Ini yang membedakan kita dengan mereka. Kita hanya di doktrin dengan teori, sedangkan mereka di doktrin dengan praktek dan pengalaman.
Ayah saya sering mengatakan bahwa “Seseorang yang memiliki pengalaman dapat mengalahkan si kutu buku.” Ini jadi awal baik untukmu untuk merubah kebiasaan burukmu dalam belajar bahasa, bahasa adalah sesuatu yang harus dipraktekkan, bukan untuk dipelajari secara teori dan hanya untuk mendapatkan nilai besar di rapot.
Buat doktrin baru ini sebelum kamu mempelajari bahasa Inggris dengan lebih dalam. Karena jika ada dua orang bekerja dengan pekerjaan yang sama, tapi memiliki prinsip dan tujuan yang berbeda, pasti hasilnya juga akan berbeda.
Dari survey saya selama ini, hal lain yang membuat kita patah semangat dalam belajar bahasa Inggris adalah kenangan di masa lalu. Kita sudah belajar 10 tahun misalnya (seperti saya), tapi hanya untuk membuat sebuah cerpen saja kita tidak mampu, yang akhirnya kita menganggap bahasa Inggris itu sulit dan hanya bisa di kuasai oleh mereka yang selalu ranking 1 atau memiliki IPK 4.0.
Hal ini merupakan sebuah kesalahan fatal dan akan menghambat kemajuan kita dalam belajar bahasa Inggris. Katakan kepada diri kita bahwa setiap orang memiliki potensi yang sama, tergantung kemauan diri kita untuk mengarahkannya. Tentu saja, pengalaman buruk atau kenangan buruk tersebut memiliki alasan yang cukup kuat, dan saya memahami keluhan-keluhan seperti itu. Saya akan tanya terlebih dahulu, apa yang kamu pikirkan jika ada seseorang mengatakan kata “Bahasa Inggris”?
Saya yakin bagi kamu yang membenci dan tidak mau belajar bahasa Inggris akan memiliki jawaban yang sama dengan saya. Ketika saya mendengar kata “bahasa Inggris”, saya akan mengingat pelajaran-pelajaran grammar yang sangat sulit dan membosankan. Ini adalah pengalaman terburuk, dimana kemampuan bahasa dinilai dari seberapa besar dia menjawab pertanyaan dalam ujian.
Akhirnya, saya hanya menghapalkan rumus grammar seperti saya mempelajari rumus dalam matematika. Padahal, mempelajari bahasa dengan ilmu eksak tentulah berbeda. Tapi kondisi di Indonesia, mempelajari bahasa dianggap sama dengan mempelajari ilmu eksak.
Hal inilah yang salah. Budaya pendidikan kita lah yang salah, sistem kita lah yang salah. Tapi OK tidak apa-apa, tidak baik juga kita berlarut-larut menyalahkan orang lain, menyalahkan pemerintah, menyalahkan menteri pendidikan, menyalahkan kurikulum, menyalahkan guru dan lain sebagainya, itu tidak akan membantu sedikitpun dalam meningkatkan kemampuan bahasa Inggris kita.
Jadi, solusi sederhanya begini, mulai dari sekarang, tinggalkan dulu grammar, kita yakinkan diri kita bahwa seolah-olah kita belum pernah belajar bahasa Inggris. Anggaplah pelajaran bahasa Inggris dari kelas 4 SD sampai kuliah itu hanyalah formalitas belaka. Hilangkan semua memori dalam sesaat, anggaplah kita kembali menjadi anak kelas 4 SD, kamu menjadi muridnya dan saya gurunya. Bagaimana? Harus agree (egrii), bagaimanapun alasannya, kamu harus setuju bahwa pelajaran-pelajaran yang dulu pernah diberikan seakan tidak pernah terjadi, kamu merasa sebagai orang yang baru pertama kali belajar bahasa Inggris. Itu yang saya inginkan.
Kenapa saya harus susah payah menerangkan ini? Kenapa juga harus mencoba memulainya dari awal? Begini saudaraku, sederhananya begini, jika kamu mempelajari pelajaran yang pernah kamu pelajari sebelumnya dan kamu tidak bisa memahami pelajaran itu, ketika kamu dihadapkan pada materi yang sama, kamu akan menganggap bahwa kamu sudah bisa.
Contoh sederhana, sudah sekian ribu kali kamu mendengar istilah present tense, kamu tahu definisinya, kamu tahu contohnya seperti apa, atau mungkin kamu bisa membuatkan contoh-contoh sederhana, tapi kamu tidak bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kondisi ini akan membuat saya menganggap kamu tidak bisa menguasai present tense, jangan membantah, ketika kamu belum bisa mengaplikasikan present tense dalam kehidupan sehari-hari, saya cap kamu tidak bisa menggunakan present tense seluruhnya. Kemudian kamu membaca buku ini dan membaca judulnya “present tense”. Saya yakin kamu hanya akan melihat rumusnya, tidak akan membaca tulisan saya, tidak akan membaca definisinya dan lain sebagainya karena kamu menganggap diri kamu lebih tahu dan kamu menganggap diri kamu sudah bisa.
Kamu tidak tahu present tense yang saya sampaikan berbeda dengan guru-gurumu di sekolah. Akhirnya, kamu tidak membacanya dan meninggalkannya ke materi yang lain. Ketika ulangan, tetap saja kamu tidak bisa mengerjakannya.
Penyampaian itu penting saudara, kamu pasti pernah tersesat di tengah jalan. Kamu pastinya bertanya dong kepada orang yang ada di pinggir jalan. Jika kamu sering tersesat dan sering bertanya, kamu akan merasakan apa  yang saya rasakan. Bahwa tujuannya sama, kadangkala belok kiri belok kanannya sama, tapi ketika ada dua orang yang menyampaikan dengan penyampaian yang berbeda, kadangkala kita memiliki kecenderungan kepada mereka yang menyampaikannya dengan jelas.
Nah jika kamu menganggap bahwa saat ini, ketika kamu membaca buku ini, kamu seolah-olah belum pernah mempelajari bahasa Inggris, semua kata dalam bahasa Inggris serasa hilang semua, hal itu dapat membuat saya bisa mengarahkan kamu dengan sangat jelas dan mudah.
Jadi kamu akan belajar dalam buku ini dari awal hingga akhir, hingga tuntas. Dan coba tebak, apa perubahan yang akan kamu peroleh ketika kamu membaca halaman terakhir buku ini. Saya jamin akan adanya perubahan, yang penting kamu memiliki kemauan dan kerja keras, dan kamu siap membuka mata bahwa bahasa Inggris itu mudah, seperti halnya kita mempelajari bahasa nasional.
Jika bahasa ibu kamu adalah bahasa daerah, ketika kamu belajar bahasa Indonesia, hal yang membuat kamu bisa berbicara bahasa Indonesia dengan baik tidak semuanya dari materi sekolah, bahkan bisa jadi sekolah hanya memberikan kontribusi sebesar 20% saja dalam pemahaman kamu akan bahasa Indonesia, sisanya kamu dapatkan dari radio, televisi, internet dan lain sebagainya.
Ketika kamu kecil, kamu mempelajari bahasa Indonesia dengan susah payah tapi enjoy tetap dinikmati, ketika ada kata yang tidak tahu arti atau maknanya, kamu bertanya kepada kakak kamu, kepada ibu kamu atau kepada siapapun yang lebih tahu, kamu tidak malu mengatakan hal itu, tapi mengapa kamu malu bertanya bahasa Inggris kepada mereka yang sudah ahli?
Aplikasikan setiap hari, jika ada kendala tanyalah orang disekitar kamu, jika memang mereka tidak bisa, buka kamus.
Di dalam buku ini, saya akan memberikan banyak kosa kata dan berbagai macam percakapan sehari-hari di setiap bab yang akan kamu temui beserta arti dan cara membacanya. Cara membaca yang saya suguhkan di dalam buku ini berbeda dengan cara membaca yang ada di kamus, saya sesuaikan semuanya dengan kaidah tata cara baca orang Indonesia.




Tidak ada komentar: