Tidak bisa disangkal lagi, bahwa apa yang
menjadi sabda nabi, tidak lain adalah sesuatu hal yang sudah dikehendaki oleh
Allah. Nabi tidak berbicara dengan nafsunya, tapi semata-mata merupakan wahyu
yang diturunkan oleh Allah untuk kemudian disampaikan kepada ummatnya.
Seluruh ulama Islam pasti setuju, bahwa hadits
nabi merupakan sumber hukum kedua. Hadits nabi inilah yang sedikit banyak
menjelaskan makna al-Qur’an. Hadits nabi adalah penjelasan al-Qur’an yang
paling bisa dipercaya, karena langsung ditafsirkan oleh nabi.
Dipercaya atau tidak, seluruh aliran dalam
dunia Islam, apapun itu, akan mengambil sanad hadits lewat jalur Ahlussunnah.
Maka tidak heran, Ahlussunnah adalah golongan yang sangat diakui keautentikan
haditsnya ketimbang golongan yang lain. Ahlussunnah ini memang sangat
memberikan perhatian khusus bagi kelangsungan hadits antar generasi. Maka tidak
berlebihan, Ahlussunnah melahirkan ulama-ulama hebat sekelas imam Bukhari, imam
Muslim, dan yang lainnya.
Tapi sebelum lebih jauh membahas
mengenai hadits, kita harus bisa membedakan antara istilah sunnah dengan
hadits.
Sunnah
menurut bahasa artinya perjalanan, pekerjaan atau cara. Sunnah menurut istilah
syara’ ialah perkataan nabi Muhammad saw., perbuatannya, dan diamnya Rasulullah
untuk membenarkan perilaku sahabat-sahabatnya.
- A. Pembagian Sunnah
Dari definisi diatas, sebenarnya
kita sudah bisa membagi Sunnah kedalam 3 bagian. Setiap bagian memiliki
karakternya sendiri. Dan semuanya merupakan pegangan hukum bagi umat Islam.
1.
Sunnah Qouliyah
Sunnah Qouliyah
yaitu perkataan nabi saw yang menerangkan hukum-hukum agama dan maksud isi al-Qur’an.
Didalamnya juga berisi peradaban, hikmah, ilmu pengetahuan dan juga
menganjurkan akhlak yang mulia. Sunnah qouliyah (ucapan) ini yang nanti kita
kaji lebih jauh, yakni hadits nabi.
2.
Sunnah Fi’liyah
Sunnah Fi’liyah
yaitu perbuatan nabi saw yang menerangkan cara melaksanakan ibadah, misalnya
cara berwudhu, shalat dan sebagainya. Sunnah Fi’liyah ini yang kemudian dikaji
lebih jauh di dalam fiqh. Sebuah pembahasan mengenai tata cara beribadah yang
baik. Ini pentingnya ulama-ulama madzhab. Semua imam madzhab akan memberikan
gambaran kehidupan nabi melalui berita-berita dari ulama sebelumnya. Maka jelas
dari sini, memahami agama Islam tidak bisa hanya dengan mengandalkan al-Qur’an
dan hadits saja. Jelas mustahil, apalagi zaman ini dengan zaman nabi sudah
terpaut angka 1.400 tahun. Maka peran ulama benar-benar sangat dibutuhkan oleh
generasi akhir seperti kita ini.
3.
Sunnah Taqririyah
Sunnah
Taqririyah yaitu bila nabi saw mendengar sahabat mengatakan sesuatu perkataan
atau melihat mereka memperbuat suatu perbuatan, lalu ditetapkan dan dibiarkan
oleh nabi saw tanpa ditegur dan dilarang.
Maka perkataan
atau perbuatan yang didiamkan itu sama saja dengan perkataan dan perbuatan nabi
sendiri, yaitu dapat menjadi hujjah bagi ummat seluruhnya.
- B. Memahami Hadits Nabi
Diantara ketiga bentuk sunnah yang
telah penulis sampaikan, satu yang paling digemari oleh umat muslim adalah
hadits (sunnah qouliyah). Melalui hadits ini, pembahasan fiqh dan yang lainnya
dapat dilakukan oleh para ulama. Maka dari itu, hadits nabi adalah gerbang bagi
lahirnya kaidah-kaidah ilmu di dalam Islam. Tanpa peran perawi-perawi hadits,
maka umat yang sekarang jelas akan celaka. Bagaimana tidak, kita tidak bisa
memahami al-Qur’an dan Hadits tanpa peran perantara ulama antar generasi. Dan
mereka itulah para periwayat-periwayat yang semoga diberikan karunia oleh
Allah.
Secara sederhana, hadits bisa kita
katakan sebagai apa yang diucapkan oleh nabi. Memang penulis tidak menyangkal,
bahwa istilah Sunnah dan Hadits memiliki makna yang sama. Hadits secara umum
memiliki penjelasan yang sama dengan istilah Sunnah. Tapi dalam perkembangan di
masyarakat, khususnya di Indonesia, istilah hadits hanya fokus pada ucapan
nabi, sementara sunnah dianggap bersifat umum. Padahal keduanya merupakan
sinonim yang hampir mirip. Hal ini sama dengan istilah “guru” dengan “ustadz”.
Guru dianggap sebagai pengajar ilmu umum, sementara ustadz merupakan pengajar
ilmu agama. Padahal keduanya sama saja. Tapi ini sudah menjadi realitas,
sesuatu hal yang tidak bisa kita salahkan.
- C. Rujukan Imam Ahlussunnah
Penulis kadang heran terhadap
golongan Wahabi. Sesuatu hal yang diluar logika. Mereka terus menyuarakan anti
taklid, tapi sikap mereka tidak jauh berbeda dengan seekor keledai.
Hal ini bukan tanpa alasan. Salah
satu yang paling terkenal dari apa yang biasa dijadikan bentuk taklid adalah
penyandaran sumber hadits mereka terhadap Syeikh al-Albani. Penulis bukan anti
terhadap al-Albani. Tapi penulis menyadari bahwa orang-orang seperti Wahabi
yang katanya anti-madzhab saja tidak bisa lepas dari yang namanya madzhab.
Tapi disini penulis mengingatkan,
bahwa generasi terbaik adalah generasi nabi, kemudian generasi setelahnya,
kemudian setelahnya lagi, kemudian setelahnya lagi, terus dan terus hingga yaumul
kiamah nanti. Itu artinya, generasi yang paling dekat dengan nabi merupakan generasi
yang lebih baik ketimbang dengan generasi yang agak jauh dari nabi.
Andaikan kita bandingkan antara
syeikh al-Albani dengan imam Bukhari, kita akan mengetahui ulama mana yang
lebih baik kita jadikan dasar yang paling inti. Syeikh al-Albani lahir pada
tahun 1914 Masehi, sementara imam Bukhari lahir pada tahun 810 Masehi. Lihat
perbedaan yang sangat jauh sekali.
Ketika al-Albani mengomentari hadits
riwayat imam Bukhari, orang Wahabi langsung mengutip pemikiran al-Albani,
seolah-olah al-Albani lebih baik ketimbang imam Bukhari. Padahal belum tentu
kritik yang dilontarkan al-Albani lebih baik daripada yang telah disusun oleh
imam Bukhari. Imam Bukhari diakui keimuannya bahkan oleh seluruh aliran Islam,
tapi al-Albani hanya diakui oleh orang Wahabi saja, bahkan banyak ulama lain
yang meragukan keilmuan al-Albani. Jadi jelas dari sini, kualitas imam Bukhari
dalam masalah hadits tidak bisa dibantah lagi. Tidak heran jika imam Bukhari
dikatakan sebagai ulama ahlul hadits terbesar sepanjang zaman. Intinya, sangat tidak
logis orang-orang yang setiap berdakwah mengagung-agungkan al-Albani dan
meragukan imam al-Bukhari. Ketahuilah, setiap hadits yang ditulis oleh imam
Bukhari, beliau selalu shalat istikharah meminta petunjuk Allah, dan kemudian
ditulis disamping makam nabi. Sesuatu hal yang tidak ada bandingannya dalam
bidang hadits.
Maka dari itu, kita harus mengetahui
7 imam hadits yang dijadikan rujukan oleh seluruh aliran di dalam Islam.
Ketujuh imam hadits yang dimaksud adalah:
- 1. Imam Bukhari
- 2. Imam Muslim
- 3. Imam Abu Daud
- 4. Imam Tirmidzi
- 5. Imam Ahmad
- 6. Imam Nasa’i
- 7. Imam Ibnu Majah
Tujuh ulama ahlul hadits tersebut
adalah ulama-ulama yang sudah diterima oleh mayoritas umat Islam di dunia.
Selain dari ketujuh diatas, kemampuannya mungkin masih diragukan.
- D. Hadits dilihat dari Perawi
Perawi adalah orang-orang yang meriwayatkan
hadits. Jika dilihat dari perawi, hadits dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
- 1. Hadits Mutawatir
Hadits mutawatir adalah hadits yang
paling kuat dasar hukumnya. Hadits ini diriwayatkan oleh banyak orang dan tidak
mungkin adanya kedustaan diantara orang-orang tersebut.
- 2. Hadits Ahad
Hadits Ahad adalah hadits yang
periwayatnya tidak terlalu kuat jika dibandingkan dengan hadits mutawatir.
Kekuatan periwatannya itu dibagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu:
- a. Hadits Shahih
Hadits shahih adalah hadits yang bersambung
sanadnya, diriwayatkan oleh orang-orang yang adil, kuat ingatannya, tidak
cacat, dan isinya tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih kuat.
- b. Hadits Hasan
Hadits hasan adalah hadits yang
bersambung sanadnya, tapi tingkat kepercayaannya tidak sekuat hadits shahih.
Artinya masih ada hal-hal yang diragukan dalam kategori-kategori periwayatnya.
- c. Hadits Dha’if
Hadits dha’if adalah kebalikan dari
hadits shahih, yakni hadits yang sanadnya tidak bersambung, perawinya tidak
adil, ingatannya kurang baik, dan terjadi kecacatan.
- E. Hadits dilihat dari Sanad
Pengkategorian ini memungkinkan
ulama ahli hadits mengkaji suatu hadits, apakah bersambung sanadnya kepada nabi
atau tidak. Setidaknya sanad ini dibagi menjadi 2 kategori, yaitu:
1.
Sanad
bersambung kepada Nabi
Hal ini mengisyaratkan bahwa hadits
yang diriwayatkan oleh seseorang, memang merupakan hadits yang langsung
bersambung sanadnya hingga Rasulullah. Dalam kategori ini, dibagi lagi menjadi
2, yaitu hadits Marfu’ dan hadits Mausul. Silahkan pembaca mencari referensi
lain mengenai kedua jenis hadits tersebut.
2.
Sanad tidak
bersambung kepada Nabi
Kategori ini adalah kategori hadits
yang tidak baik dijadikan sebagai dasar hukum di dalam Islam. Andaikan sanadnya
tidak bersambung kepada nabi, maka besar kemungkinan hadits tersebut bukan
merupakan produk yang disabdakan nabi. Dan hal ini sangat berbahaya dalam
menentukan sebuah landasan hukum. Tapi kategori ini juga dibedakan menjadi 5
bagian, yaitu hadits Mu’allaq, Mursal, Mudallas, Munqathi, dan Mu’dhol.
- F. Istilah Populer Hadits
Ada beberapa istilah populer di
kalangan ahlul hadits. Kadang kala istilah-istilah itu kita dengar setiap
waktu. Tapi mungkin ada beberapa dari pembaca yang masih tidak paham akan
istilah-istilah tersebut. Diantara istilah-istilah itu adalah:
- 1. Muttafaqun ‘Alaih
Istilah ini sering kali kita dengar.
Istilah Muttafaqun ‘Alaih adalah hadits-hadits yang diriwayatkan oleh 2 imam
hadits paling sohor, yakni imam Bukhari dan imam Muslim dari sumber sahabat
yang sama.
- 2. As-Sab’ah
Istilah as-Sab’ah (tujuh) disini
merujuk pada 7 imam yang telah penulis jabarkan di pembahasan sebelumnya.
- 3. As-Sittah
As-sittah artinya enam. Maksudnya
adalah 6 imam hadits, kecuali Imam Ahmad bin Hambal.
- 4. Al-Khamsah
Istilah ini merujuk kepada 5 imam
hadits, kecuali imam Bukhari dan imam Muslim.
- 5. Al-Arba’ah
Istilah ini ditujukan untuk 4 imam
hadits, kecuali imam Bukhari, imam Muslim, dan imam Ahmad.
- 6. Ats-Tsalasah
Ditujukan untuk 3 imam hadits,
kecuali imam Bukhari, imam Muslim, imam Ahmad, dan imam Ibnu Majah.
- 7. Perawi
Orang yang meriwayatkan sebuah
hadits.
- 8. Sanad
Jalur dari suatu hadits hingga
tersambung kepada Rasulullah.
- 9. Matan
Isi dari sebuah hadits.
- 10. Hadits Maudhu
Hadits palsu. Hadits yang hanya
dibuat tanpa landasan yang benar. Dan ini merupakan hadits yang paling bahaya.
- G. Kitab Populer
Diantara banyaknya kitab hadits,
setidaknya ada dua yang paling terkenal dan dijadikan rujukan umat muslim di
dunia, yaitu Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Wallahu A’lam.
============================
Ditulis oleh : Idik Saeful Bahri, S.H., M.H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar